miti bar

Tuesday, October 20, 2009

Paket Share Keilmuan Untuk NTB Yang Lebih Baik

Oleh:
Handa Muliasari


Sebagai negara berkembang, saat ini Indonesia masih belum bisa berdiri sama tegak dan duduk sama tinggi dengan bangsa lain di dunia. Berdasarkan penilaian Human Development Index (HDI) yang menjadi standar internasional pembangunan manusia sebuah negara, menempatkan Indonesia pada urutan 112 dari 175 negara. Peringkat ini cukup jauh bila dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia (58), Brunei Darussalam (31), Thailand (74), dan Filipina (74). Padahal Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, namun tidak diolah dengan baik karena kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas.

Keadaan tersebut tidak terlepas dari masalah kemiskinan yang diperparah dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan yang berefek pada rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat. Kondisi ini tidak terkecuali terjadi di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hasil perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2006 dan 2007 menempatkan NTB sebagai daerah dengan nilai pembangunan manusia yang berada pada level menengah bawah, dengan peringkat ke-32 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Hal ini tentu bukanlah prestasi yang bisa dibanggakan.

Pemerintah provinsi NTB (2009) mencatat masih rendahnya tingkat kesejahteraan sosial yang ditunjukkan dengan jumlah penduduk miskin sebesar 1.990 juta jiwa (47,72%). Penduduk miskin tersebut tersebar di pesisir pantai, di daerah subur pertanian, hingga lingkar tambang dan hutan yaitu hampir 90%. Hal ini jelas memperlihatkan kepada kita bahwa kemiskinan yang tinggi justru terjadi pada lahan potensial yang jika diolah dan dikembangkan dengan baik akan meningkatkan pendapatan penduduk dan mengurangi angka pengangguran yang masih tinggi yaitu sekitar 135 ribu penduduk.

NTB pada dasarnya memiliki kekayaan alam yang melimpah. Luas daratan NTB yang lebih dari 20 ribu km2 menyimpan kekayaan dan keanekaragaman sumberdaya alam, meliputi sumberdaya hutan dengan luas 1,1 juta hektar, ribuan hektar lahan persawahan dan perkebunan, daerah pertambangan, kelautan, dsb. Namun, eksploitasi sumber daya alam dengan pengetahuan yang masih kurang, berefek pada kerusakan alam seperti penebangan hutan dan kerusakan lingkungan berupa pembuangan limbah ke lingkungan tanpa managemen pengolahan limbah yang baik.

Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional tahun 2006, jumlah penduduk NTB mencapai 4.257.306 juta jiwa. Lapangan kerja terbesar pada sektor pertanian (47%), dilanjutkan sektor perdagangan (18%) dan sektor jasa (12%). Namun jika dilihat dari PDRB provinsi NTB, ada dua sektor yang paling dominan share-nya yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan. Kedua sektor tersebut secara kontinu mendominasi PRDB NTB. Oleh karena itu, kegiatan perekonomian NTB sangat dipengaruhi oleh faktor musiman pada sektor pertanian yang sebagian besar dikelola oleh buruh tani dengan upah yang sangat rendah, dan tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap kegiatan pertambangan PT. Newmont Nusa Tenggara yang pangsanya mencapai lebih dari 99% dari total ekspor NTB.

Pada intinya, sumber daya yang melimpah namun tidak dapat dikelola dengan maksimal menyebabkan NTB dan Indonesia secara umum tetap berada dalam keterpurukan. Dengan gambaran berbagai kondisi tersebut, maka untuk membenahi Indonesia maka daerah-daerahnya harus dibenahi, terutama NTB.

Analisis Permasalahan Masyarakat NTB
Sebagaimana halnya sebagian wilayah di Indonesia, rendahnya kualitas sumber daya manusia di NTB berimplikasi pada penurunan kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup, yang ditandai dengan semakin luasnya lahan kritis akibat kerusakan hutan dan pencemaran lingkungan yang berdampak pada semakin berkurangnya sumber daya air mapun flora dan fauna yang juga berefek pada tingkat kesehatan maupun perekonomian.

Jika dicermati, terdapat tiga tolak ukur pembangunan yaitu pendidikan, kesehatan, dan pendapatan masyarakat. Ketiganya merupakan faktor yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Tanpa pendidikan dan kesehatan yang baik, maka tingkat pendapatan masyarakat akan rendah pula. Dalam kehidupan sosial, masyarakat cenderung untuk menjadikan tingkat pendapatan sebagai bagian yang terpenting karena berkorelasi langsung dengan pemenuhan kebutuhan pokok. Jika berfikir realistis, maka benarlah bahwa kebutuhan pangan dan papan adalah yang pertama mutlak terpenuhi.

Dengan pendapatan yang tinggi dan terpenuhinya kebutuhan pokok, maka selanjutnya akan memungkinkan untuk meningkatkan pendidikan lewat sekolah dan dengan pengetahuan yang baik seterusnya masyarakat akan lebih paham akan pentingnya kesehatan.
Sayangnya, kecenderungan masyarakat saat ini hanya terfokus pada pemenuhan konsumsi sehari-hari atau kebutuhan pangan, dan jika kebutuhan ini sudah terpenuhi, maka ini sudah dirasakan cukup. Dengan keterampilan yang tidak didukung oleh iptek, upaya pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan dengan mengolah sumber daya alam seadanya sehingga pendapatan masyarakat relatif rendah. Akhirnya, tanpa pengetahuan yang memadai berefek pada rusaknya lingkungan seperti penggunaan pestisida berlebihan, limbah yang langsung dibuang ke lingkungan, atau kerusakan hutan karena penebangan pohon.

Di sinilah generasi terpelajar dibutuhkan perannya untuk bisa menerapkan ilmunya untuk masyarakat. Namun, permasalahan yang muncul adalah banyaknya sarjana yang kemudian menjadi pengangguran karena tidak tahu bagaimana mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama di bangku kuliah. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pemahaman untuk kreatif memikirkan solusi permasalahan yang ada di masyarakat dengan ilmu yang didapat. Selain itu, mahasiswa atau pemuda secara umum tidak mengenal potensi daerahnya dengan baik; tidak tahu dengan detail permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat sehingga perannya tidak signifikan untuk memperbaiki keadaan yang ada.

Permasalahan yang lainnya adalah kurangnya sinergi antara pendidikan dan pemerintah. Artinya, keduanya berjalan sendiri-sendiri. Pemerintah dengan berbagai program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan di lain sisi, pendidikan (dalam hal ini universitas) dengan penelitian-penelitian yang tidak kontinu dan tidak secara maksimal diterapkan untuk masyarakat.

Apa yang dibutuhkan masyarakat dari keilmuan mahasiswa?
Pada dasarnya yang dibutuhkan oleh masyarakat dari komunitas ilmuan adalah transfer ilmu berupa teknologi tepat guna atau sentuhan iptek di berbagai bidang yang dapat diterapkan untuk bisa mengelola kekayaan alam dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada dimasyarakat. Hal ini dapat diaplikasikan dalam bentuk program pemberdayaan masyarakat serta dukungan moril dalam bentuk perhatian dan pendampingan yang kontinu dan terukur.

Sentuhan iptek tersebut merupakan komponen yang terpenting untuk bisa meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya alam. Sehingga memiliki daya saing tinggi yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan masyarakat dan menambah lapangan pekerjaan. Peningkatan pendapatan tersebut akan menyebabkan masyarakat dapat dengan mudah mengenyam pendidikan, dan dengan pengetahuaan yang baik menyebabkan timbulnya kesadaran akan pentingnya kesehatan dan dampak dari pencemaran lingkungan akibat tindakan manusia.

Bagaimana keilmuan mahasiswa berperan untuk mengentaskan kemiskinan?

Tidak diragukan lagi bahwa untuk dapat memberikan sentuhan iptek pada masyarakat, maka yang dibutuhkan adalah peran kaum muda dan terpelajar, salah satunya adalah mahasiswa. Mahasiswa pada dasarnya memiliki kemampuan untuk melahirkan kreativitas yang tinggi dengan arahan dosen pembimbing. Hanya saja, kreativitas ini perlu dibangkitkan sejak dini dengan menanamkan dan melatih logika berfikir untuk “aware” dengan lingkungan dan masyarakat sehingga memiliki orientasi untuk kreatif mengembangkan apa yang ada dan mencari solusi untuk menyelesaikan kesulitan masyarakat. Untuk itu, mahasiswa harusnya memahami sistem atau tata ruang daerah beserta potensi-potensi yang dimiliki serta permasalahan yang ada. Selanjutnya dikembangkan strategi pemberdayaan masyarakat dengan penelitian-penelitian yang layak jual dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Langkah yang dapat ditempuh adalah Sinergi antara pemerintah dan pendidikan
Adapun langkah tersebut adalah:
1. Membuat sistem pemetaan mengenai potensi yang dimiliki di setiap daerah dan usaha masyarakat yang berkembang serta kemungkinan pengembangan dan penerapan teknologi di daerah tersebut.
2. Dibentuk lembaga-lembaga penelitian yang merupakan gabungan berbagai disiplin ilmu, yang terdiri dari mahasiswa, mahasiswa pasca sarjana, serta dosen, yang dipayungi oleh pemerintah daerah. Sehingga akan terbentuk sinergi antara pemda dan kaum ilmuan untuk bersama-sama mengembangkan potensi daerah. Lembaga-lembaga penelitian tersebut mensintesis hasil-hasil penelitian mengenai issue yang berkembang untuk meningkatkan kualitas sumber daya, teknologi sederhana tepat guna untuk masyarakat, serta tenaga-tenaga terampil yang selanjutnya diaplikasikan ke masyarakat bersama program pemberdayaan masyarakat yang diterapkan secara kontinu.

Berikut ini adalah uraian dari langkah-langkah di atas:
Terdapat lembaga penelitian dan pengabdian yang melatih mahasiswa untuk mengembangkan ide dan kreativitasnya dalam keilmuan. Selanjutnya dibentuk kelompok-kelompok yang nantinya akan fokus pada satu bagian dari satu masalah yang kompleks yang ada di masyarakat. Kajian yang berupa penelitian dapat dikembangkan menjadi topik skripsi yang berkualitas dan memiliki daya saing bagi mahasiswa. Selanjutnya, kegiatan pengabdian masyarakat dapat diaplikasikan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di berbagai daerah.
Misalnya, mengkaji permasalahan pada suatu daerah tertentu yang memiliki industri rumah tangga berupa industri tahu tempe. Limbah yang tadinya dibuang begitu saja ke lingkungan yang menyebabkan pencemaran lingkungan dapat diolah atau dimanfaatkan menjadi suatu produk tertentu seperti biogas. Biogas ini dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak tahu tempe yang diproduksi. Kemudian, kelompok yang lainnya mengkaji bagaimana solusi penggunaan formalin sebagai pengawet. Misalnya dengan memanfaatkan sekam padi yang merupakan hasil sampingan pertanian, yaitu dengan membuat asap cair sebagai pengawet tahu dari sekam padi tersebut. Sehingga menjadi suatu paket penerapan keilmuan bagi masyarakat. Hal ini akan menguntungkan produsen tahu dan masyarakat.

Adapun kelompok lainnya dapat mensosialisasikan pemisahan sampah rumah tangga berupa sampah plastik dan sampah organik, serta diadakan pelatihan untuk membuat kompos dari sampah organik. Selanjutnya sampah organik yang terkumpul diolah menjadi kompos. Kompos yang dihasilkan dapat dijual kepada petani untuk mengganti penggunaan pupuk sintetik yang harganya semakin mahal. Selain mengatasi masalah pencemaran lingkungan, langkah ini dapat membantu petani untuk mengurangi biaya pengeluaran untuk membeli pupuk. Masalah lingkungan lainnya yang terjadi di berbagai wilayah adalah kotornya jalanan umum karena kotoran kuda dari cidomo. Masalah ini semakin lama semakin tidak diperhatikan. Mahasiswa dapat merancang alat khusus untuk menampung kotoran kuda selama digunakan sebagai penarik cidomo. Kotoran kuda tersebut dikumpulkan di suatu tempat untuk dijadikan kompos.

Untuk wilayah pesisir dapat dikembangkan pengolahan ikan, rumput laut, lobster, dll yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Dan begitu banyak alternatif ide dan gagasan kreatif yang saling terkait satu dengan yang lain yang membutuhkan keilmuan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu.

Kajian-kajian tersebut menjadi satu paket share untuk masyarakat yang sebenarnya tidak sulit untuk diaplikasikan asal didukung oleh lembaga dan pemerintah. Karena hal terpenting yang dibutuhkan sebenarnya adalah aware dan care. Yang akan berbuah langkah konkret dari kaum terpelajar untuk masyarakat yang lebih baik.

Sumber data: program pembangunan jangka pendek pemerintah provinsi NTB 2009


*penulis adalah mahasiswa Univ. Mataram
-essay ini ditulis untuk memenuhi syarat MITI-Award tahap II dan berhasil menjadi essay terbaik wilayah Jabalnusra-

Comments :

0 comments to “Paket Share Keilmuan Untuk NTB Yang Lebih Baik”


Post a Comment

Related Posts with Thumbnails