Setelah menyelami samudera ilmu komputer sekian lamanya, perlahan saya menemukannya. Waktu pertama belajar programming, saya sungguh kelimpungan. Begitu sulit membuat program yang bisa melakukan tugas tertentu. Bayangkan saja, anggaplah komputer itu bodoh, dan kitalah yang harus mendefinisikan semuanya: program tersebut harus membaca apa, inputnya disimpan dalam bentuk/tipe data apa, bagaimana mengolahnya, outputnya seperti apa, dan sebagainya. Di awal itu sulit sekali membuat program yang sekedar bisa mengkonversi suhu celcius ke fahrenheit dan sebaliknya. Sementara kita mungkin hanya perlu rumus dan sedikit corat-coret. Membuat program itu perlu didefinisikan setelah ini dia harus melakukan apa, jika begini maka langkah selanjutnya apa, berapa kali langkah ini dilakukan, dan sebagainya. Lalu, ketika saya shalat maghrib, dengan mudahnya saya bisa berhenti saat raka'at mencapai tiga. Saya tau kapan harus membaca tahiyat, tau kapan harus salam. Jika direnungkan, ternyata ciptaan Allah bernama manusia itu luar biasa sekali. Dengan akal pikirannya, begitu mudahnya manusia melakukan segala macam hal.
Suatu hari saya mendapat kesempatan mengikuti kuliah umum profesor-profesor Jepang. Bidang keahlian mereka adalah Robotika. Dalam kuliah tersebut sang profesor mempresentasikan hasil riset robotikanya. Yang paling menarik menurut saya adalah riset mengenai Robotics Tactile Sensors. Profesor tersebut meneliti dan mengembangkan sensor sentuhan pada robot. Melalui video, beliau memperlihatkan hasil karyanya. Bayangkan, perlu riset bertahun-tahun untuk membuat "tangan" robot yang bisa membuka tutup botol! Permukaan "tangan" robot dibuat dengan tekstur tertentu yang membuatnya bisa "merasakan" tekstur benda yang dipegangnya. Sensor robot tersebut mengapit kedua tepi tutup botol, kemudian memutarnya untuk melonggarkan tutupannya. Sekali lagi, sungguh luar biasa akal pikiran manusia yang bisa mempelajari cara membuka tutup botol dan bahkan hal yang lebih rumit dari itu dalam waktu yang sangat singkat! Subhanallah..
Pelajaran-pelajaran dalam Ilmu Komputer, selain bisa mengingatkan kita akan kebesaran Allah, ternyata juga sangat banyak aplikasinya yang memudahkan tugas manusia sebagai khalifah di bumi ini. Misalnya Komputasi Grid, yang menurut Prof Heru Suhartanto (Dosen Fasilkom UI) bertujuan melakukan penghitungan berskala besar secara cepat dan efisien. Salah satu aplikasinya adalah untuk menghitung konsentrasi polutan. Kita mengetahui dampak buruk polusi, tetapi mengapa kita tidak menghentikannya? Mungkin jawabannya karena kita berpikir polusinya hanya sedikit. Jika kita buka QS Al-Baqarah: 11-12 kita akan temukan ayat ini, "(11) Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan". (12) Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari." Dengan Komputasi Grid, kita dapat menghitung berapa tingkat kerusakan yang terjadi sehingga kerusakan yang parah dapat dihindari. Komputasi Grid juga bisa digunakan untuk mencegah bencana yang lebih besar seperti memperkirakan terjadinya gempa karena gerakan lempeng bumi. Bila lempeng bumi di utara bergeser sedikit saja, bisa jadi akan menghasilkan gempa luar biasa di selatan, di kemudian hari (butterfly effect). Jika dicari, akan sangat banyak aplikasi ilmu komputer yang bisa membantu tugas manusia, di antaranya termasuk dalam bidang Bioinformatics, Perolehan Informasi, Pemrosesan Bahasa Natural, Pengolahan Citra, Sistem Cerdas, E-Commerce, E-Learning, E-Governance, dan lain sebagainya.
Teknologi ibarat pedang bermata dua. Ia bisa membawa manfaat, bisa juga merugikan. Di kuliah Komputer dan Masyarakat, sering sekali didiskusikan masalah-masalah yang terjadi sehubungan dengan IT, seperti pornografi, pencurian data kartu kredit, kemudahan mencari informasi lewat search engine, dan lain sebagainya. Sering pula didebatkan apa akar masalahnya? Dan apa solusinya? Sering sekali diungkapkan bahwa sudah ada peraturan, sudah ada etika di dunia maya. Tapi ternyata masih juga ada pelanggaran. Jadi manakah yang lebih penting? Peraturan atau pengguna yang bertanggung jawab? Betapa manusia kerepotan untuk menentukan mana yang baik, mana yang benar. Meskipun ada etika dan peraturan, tetap saja ada orang aneh yang menganggap bahwa cracking software itu etis, misalnya. Jika ingin menjadi pengguna yang bertanggung jawab pun bertanya lagi, tanggung jawab terhadap apa dan peraturan yang mana? Semua serba relatif karena yang menurut seseorang salah, bisa jadi menurut orang lain benar. Dalam situasi seperti ini saya bersyukur menjadi orang Islam yang memiliki aturan menyeluruh. Bagaimana akhlaq islam juga dapat diterapkan dalam dunia maya, dan dengan berpegang pada aturan Islam tersebut, segala macam bentuk keanehan laku manusia di dunia maya dapat ditekan.
Sangat luas sebenarnya hubungan Ilmu Komputer dengan Islam, dan akan sangat panjang jika dibahas semua. Pada intinya, dengan Ilmu Komputer kita tetap bisa mentadaburi kebesaran Allah, sekaligus mengembangkan ilmunya untuk kemaslahatan umat manusia, dan dengan Islam kita dipastikan memiliki pedoman untuk menggunakan aplikasi Ilmu Komputer itu secara bertanggung jawab.
h_ning
(terima kasih untuk Agung Firmansyah atas masukkanya)
apa hub anya ilmu komputer dan islam
saat membuat skripsi, aku semakin merasakan kedekatan Ilmu Komputer dan Islam..
nice post, thx
nice post membuat saya memiliki inspirasi,,