miti bar

Wednesday, September 09, 2009

Memoar temu IPTEK Jabaja

Bpk Tatang tengah mempresentasikan slide mengenai budaya pengetahuan bangsa dan penerapan teknologi

Pagi itu (29/8/09), auditorium rektorat IPB nampak berbeda. Ada antrian panjang mahasiswa yang akan registrasi seminar IPTEK. Berbeda sekali, karena jarang ada seminar mahasiswa yang dipadati peserta hingga lebih dari 300 orang, sampai panitia harus menolak peserta karena tiket masuk telah ludes terjual dan kursi telah penuh. Seminar ini terkesan sangat eksklusif. Ruangan yang digunakan adalah ruangan yang digunakan oleh presiden SBY untuk mempertahankan desertasinya. Ruangan itu cukup megah dengan tatanan ruang yang sangat nyaman dan kondusif untuk acara talk show ataupun seminar.

Seminar ini juga terkesan sangat meriah dan terasa sekali menjadi kebanggaan yang luar biasa bagi teman-teman FORCES IPB khususnya dan juga mahasiswa IPB pada umumnya. Presenter acara ini sangat bisa membawa suasana, ditambah dengan backsound music instrumentalia yang sangat mendukung. Diawali dengan kalimat “FORCES IPB bekerjasama dengan Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia dengan bangga mempersembahkan seminar nasional dengan tajuk Peran Mahasiswa Indonesia Dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ramah Lingkungan & Energi Terbarukan..”, presenter mengundang suara tepuk tangan peserta yang terdengar sangat membahana. Ada rasa bangga sekaligus terharu membayangkan kerja keras panitia yang luar biasa sehingga bisa menyelenggarakan acara sedahsyat ini. Presenter melanjutkan “acara ini dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dari daerah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta: UI, PNJ, UNJ, UNTIRTA, ITB, UIN Sunan Gunung Djati, UPI, UNPAD, IAIN Banten, STT Tekstil, dan tentu saja tuan rumah IPB.” Tepuk tangan kembali membahana, kali ini lebih semarak. Luar biasa!

Lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan bersama kali ini, entah kenapa, saya pribadi merasakan ruh dalam lagu itu. Ada harapan besar, cita-cita besar untuk Indonesia yang pada detik itu terasa tengah dipikulkan dipundak para mahasiswa, para calon ilmuwan dan teknolog Indonesia yang senantiasa ditunggu kontribusinya.

Sambutan dari direktur kemahasiswaan IPB menambah gegap gempita seminar dengan disebutkannya prestasi2 luar biasa dari inovasi mahasiswa IPB dan juga karya2 dari teman2 FORCES. Beliau juga sangat menyambut tim MITI-M dengan tangan terbuka. Beliau banyak berharap dengan kolaborasi FORCES dan MITI-M yang sangat OK ini :)

Seminar yang mengundang pembicara dari BPPT (Bpk Tatang A. Taufik) , Riset dan Kajian Strategis IPB (Bpk M. Hendra Wibowo), dan MITI-M (Aldani Malau, S.T.) ini seru dan mencerahkan. Pak Hendra mengawali bahasan dengan mempresentasikan tentang peran pertanian dalam teknologi ramah lingkungan, kemudian dilanjutkan dengan presentasi Aldani Malau yang lebih menekankan pada kontribusi mahasiswa terhadap pengembangan teknologi dan tanggung jawab para teknolog terhadap lingkungan. Bahasan ditutup dengan presentasi terakhir dari Bpk Tatang mengenai budaya pengetahuan masyarakat Indonesia dan penerapan teknologi.

Peserta sangat antusias dalam merespon seminar ini. Ada penanya yang pernah memenangkan lomba inovasi di Taiwan untuk penemuan helm komunikasi. Ia menceritakan tentang temuannya yang kini hanya menjadi pajangan di kamar (menyedihkan..) karena tidak ada perhatian dari pihak manapun. Lalu bergulirlah wacana hak paten, HaKI, dan peluang riset&bisnis.

Acara kemudian dilanjutkan dengan presentasi dua karya terbaik mahasiswa IPB dalam pengembangan agrikultur. Sementara di luar ruangan terdapat pameran sederhana karya-karya luar biasa dari mahasiswa IPB, khususnya FORCES, yang bagi saya pribadi membuat lisan ini tidak bisa tidak mengucap tasbih Subhanallah….

Acara kemudian dilanjutkan dengan presentasi kandidat MPC (MITI Paper Challenge). Acara ini benar-benar2 seru! Semua kandidat berusaha tampil sebaik mungkin, meski semuanya dibantai habis-habisan oleh Dr. Edi Sukur (MITI pusat). Akhirnya kandidat dari IPB berhasil memboyong trophy MPC. MITI Award juga cukup seru, meski waktunya sangat mepet, sehingga para kandidat tidak terlalu tereksplorasi gagasan-gagasannya sebagaimana di Jabalnusra. Karena diingatkan terus soal waktu, juri beberapa kali terpaksa memotong jawaban kandidat dengan “ok, I’ve got ur point, thank u!”. Alhamdulillah…kali ini kami mendapat pemenang dari UNJ.

Jam 17 teng kami bubar dan 1 jam kemudian bener-bener bubar (buka bareng) the great team MITI-M 09 & sensei Edi, melewati tembok Berlin IPB dan menikmati sup buah. Seger! Alhamdulillah. Sambil makan sambil diskusi banyak hal tentang masa depan (deu..berat… :P).

Keesokan harinya kami mendengarkan presentasi dari semua kampus undangan dalam lokakarya terbatas. Lokakarya ini membahas pengembangan lembaga keilmuan mahasiswa agar lebih dapat memberikan kontribusi baik untuk internal (civitas akademika), maupun eksternal masyarakat.

Minggu, 30 Agustus sore kami pulang..dengan membawa setumpuk PR dan harapan untuk masa depan pemuda dan bangsa Indonesia. Terima kasih banyak untuk mas Rezki yang sudah mengorbankan waktu berbuka puasa bersama keluarga untuk mengantar saya dan teman-teman ke Jatinegara. Mendapat tiket kereta 15 menit menjelang kereta berangkat adalah hal yang cukup membuat stress :P. Terima kasih banyak untuk semuanya….

Sampai jumpa di temu IPTEK terakhir kita di Pekanbaru, Oktober mendatang, insya Allah…. Gambatte kudasai!!

-memoar oleh Ellita P. W. at Y! (Yogya!) -

Comments :

0 comments to “Memoar temu IPTEK Jabaja”


Post a Comment

Related Posts with Thumbnails