miti bar

Monday, August 24, 2009

Membangun Sumber Daya Mahasiswa Indonesia


Oleh : Muhammad Taufan*

Prolog
Mahasiswa adalah agen intelektual, sedangkan kampus adalah laboratorium sosial, keduanya memiliki hubungan yang sangat erat dengan kata kontribusi dan prestasi, ya, karena ada penghargaan bagi setiap mahasiswa yang konsisten berkontribusi bagi masyarakat dan bangsanya, yaitu berupa prestasi. Kontribusi merupakan sebuah analekta dari pemikiran, tenaga, dan segala sesuatu yang diberikan oleh seseorang kepada objek yang dituju, ia tidak harus selalu berbuah prestasi karena memang tujuan dari berkontribusi bukanlah mencapai suatu prestasi tertentu, melainkan lebih kepada keasadaran pemikiran terhadap lingkungan di sekitarnya, namun bukan berarti menorehkan sebuah prestasi tidak penting, sebaliknya ia menjadi sangat penting untuk dicapai, atau secara singkat meskipun bukan sebagai tujuan, prestasi sangat penting untuk diraih.

Mahasiswa sebagai salah satu representasi pemuda memang senantiasa memainkan peran yang sangat penting dalam setiap peradaban, terlepas dari seberapa besar atau kecilnya kontribusi yang diberikan, faktor kesegaran dalam berpikir, ide-ide yang orisinal (genuine) dan semangat yang tak kenal padam, adalah kebutuhan yang amat penting untuk mendorong majunya sebuah bangsa. Mahasiswa juga identik dengan prestasi-prestasi yang ia torehkan, dimana di saat-saat menjadi mahasiswalah kesempatan untuk berprestasi di segala bidang terbuka sangat lebar, baik yang datang dari negara (pemerintah) sendiri atau luar negeri, perusahaan-perusahaan atau masyarakat langsung, oleh karena itu menjadi mahasiswa yang kontributif dan prestatif adalah pilihan yang teramat penting.

Tantangan : Internal dan Eksternal
Dalam konteks kekinian paling tidak ada dua jenis tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa, pertama yaitu tantangan internal, tantangan yang datang dari dalam mahasiswa itu sendiri, biasanya berupa permasalahan motivasi, hubungan interpersonal, atau bisa juga finansial, atau bisa juga datang dari lingkungan sekitarnya seperti keluarga dan teman dekat, mengatasi tantangan menjadi sangat penting bahkan boleh jadi lebih penting dari bagaimana mengatasi tantangan yang berasal dari luar (eksternal), hal ini mengingat tantangan-tantangan internal sangat erat kaitannya dengan tekad atau kemauan untuk berkontribusi di masa-masa berikutnya.
Berikutnya adalah tantangan yang berasal dari luar diri mahasiswa tersebut (eksternal), mahasiswa Indonesia hari ini memiliki sangat banyak tantangan eksternal yang akan dihadapi mulai dari tuntutan akademik di kampus, amanat sosial untuk memberdayakan masyarakat marjinal, serta menjadi kepanjangan rakyat banyak ketika terjadi perubahan kebijakan baik oleh pemerintah, parlemen atau siapapun, atau dengan kata lain mahasiswa di negara berkembang seolah memiliki tugas tambahan menjadi mitra kritis pemerintahan yang ada, ya, memang dalam proses transisi demokrasi suatu negara, terlebih negara berkembang, memang perlu dibangun sistem check and balnces yang baik termasuk diantaranya adalah yang berasal dari mahasiswa , namun demikian seiring perubahan yang terus terjadi bentuk kritisisme mahasiswa haruslah terus bertransformasi menjadi lebih berorientasi pada keefektifan dan mengedepankan intelektualitas sehingga peran-peran tersebut semakin dirasakan.


Menyusun Strategi
Pertanyaannya kemudian terkait paragraf pembuka, bagaimana menjadi mahasiswa yang konsisten berkontribusi dan produktif dalam meraih prestasi, dalam pandangan saya untuk meraih hal tersebut kita bisa memulai dengan menyusun ide atau perencanaan di masa-masa awal ketika menjadi mahasiswa, dua atau tiga tahun kemudian apa yang ingin dilakukan serta dicapai (target), tentunya disamping ia aktif berkuliah, dalam beberapa kesempatan berinteraksi dengan mahasiswa-mahasiswa baru saya sering menawarkan kepada mereka paling tidak tiga hal sebagai indikator atau target kesuksesan ketika berada di kampus, pertama adalah aspek akademik utamanya adalah ketika di awal-awal masa perkuliahan, kemudian juga menjadi penting untuk membangun basis spritual sebagai landasan serta pijakan melangkah agar apa yang dilakukan membawa implikasi dalam dimensi vertikal(ke-Tuhanan), lebih jauh yang tidak kalah penting adalah keaktifan kita untuk terlibat dalam berbagai kegiatan ke-mahasiswaan sebagai sarana untuk belajar mengimplementasikan teori-teori yang dipelajari dan memberikan peran terbaik kita di dalamnya.

Pertama, aspek akademik, tidak ada yang meragukan bahwa tugas sejati mahasiswa sebagai seorang agen intelektual adalah membangun kapasitas dirinya rentang waktu seorang mahasiswa ketika berada di kampus merupakan kesempatan yang diberikan oleh masyarakat luas, bangsa dan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk menanti para mahasiswa yang berada di kampus tersebut selesai menempuh pendidikan dan keluar dengan hasil yang baik. Oleh karena itu tidak hanya mendasarkan pada tanggung jawab tersebut tapi juga karena kesempatan yang boleh jadi tidak dapat diperoleh ditempat lain, maka sangat penting bagi mahasiswa membangun keahlian intelektualnya di kampus. Berdasarkan pengalaman saya, perolehan indeks prestasi di awal-awal perkuliahan (semeseter satu hinga tiga) amatlah menentukan, mengapa ? karena banyak mata kuliah yang memliki jumlah satuan atau bobot besar diberikan di awal masa perkuliahan, kemudian juga karena biasanya beban kegiatan atau aktifitas kemahasiswaan yang belum terlalu banyak atau bahkan tidak ada, serta yang lainnya.

Kedua, adalah aspek spritual, merupakan wilayah privat yang tetap menjadi penting karena pengaruhnya yang sangat besar, dimana tidak hanya bagi mahasiswa tentunya, namun demikian mengingat tribulasi yang dihadapi oleh seorang mahasiswa dalam konteks akademik, sosial dan lainnya tidak bisa dikatakan mudah, maka menjadi menambah pentingnya kehadiran aspek ruhiyah dalam diri seorang mahasiswa apapun agamanya, seringkali keyakinan spritual mendapatkan perhatiannya yang sangat besar ketika mahasiswa menghadapi ujian mata kuliah, atau kendala-kendala serius lainnya, namun penulis melihat perhatian tersebut harus diberikan setiap saat sebagai fondasi dan guidance yang juga setiap saat pasti berguna.

Melatih berkontribusi merupakan aspek ketiga yang diwujudkan dalam sejauh mana mahasiswa dapat memberikan baik pemikiran, tenaga atau bahkan kemampuan finansialnya dalam berbagai kesempatan ketika ia menjadi mahasiswa, beberapa diantaranya adalah proyek-proyek penelitian dengan pihak kampus, pers mahasiswa, lembaga sosial, legislatif dan keagamaan mahasiswa, sangat banyak ruang bagi mahasiswa untuk berlatih mengaktualisasikan kemampuan dirinya sesuai dengan minatnya, sehingga dalam pandangan pribadi saya tidak ada alasan bagi seorang mahasiswa untuk tidak ikut terlibat dalam kesempatan yang begitu banyak tersedia di kampus. Partisipasi seorang mahasiswa dalam berbagai kegiatan sesungguhnya tidak hanya mendatangkan manfaat bagi lembaga kemahasiswaan karena dengan keterlibatan tersebut akan terbangun mental dan tanggung jawab, belum lagi pengalaman serta jejaring yang diperoleh, pada intinya interaksi mutualisme dalam mengorganisasikan lembaga mahasiswa merupakan konsekuensi logis yang pasti ada.

Epilog
Menerima berita banyak mahasiswa Indonesia yang berjaya di luar negeri hari ini tampaknya menjadi berita yang jamak, semoga akan semakin terus bertambah jumlahnya, dan menjadi penyemangat bagi setiap mahasiswa Indonesia untuk terpanggil berbuat seuatu (berkontribusi) bagi negeri-nya dan sekaligus mencetak prestasi kelas dunia. Selalu ada alasan bagi mahasiswa Indonesia untuk berkontribusi di tengah situasi apapun, karena negeri ini telah dibangun oleh para tokoh yang telah mengukir prestasinya sejak manjadi mahasiswa, dulu, kini saatnya mahasiswa Indonesia hari ini membuktikan produktifitasnya untuk berprestasi. Selamat berkontribusi, selamat mengukir prestasi mahasiswa Indonesia !

*Diplomat Muda Indonesia pada Departemen Luar Negeri RI dan KBRI Den Haag, Belanda,
Mantan Presiden BEM KM UNDIP Periode 2006.

Comments :

3 comments to “Membangun Sumber Daya Mahasiswa Indonesia”

benar sekali pemuda-lebih spesifik kaum intelektual mahasiswa-merupakan aset yg sangat berharga untuk stok pemimpin masa depan.tuntunan kontemporer mahasiswa adalah sejauhmana peran mahasiswa bisa menjawab sederet tantangan tsb.hal tersebut tentu saja membutuhkan kompetensi, profesionalisme dan kontribusi sebagai bagian dari integritas akhlak.semoga kita bisa memberikan yg terbaik untuk kita dan bangsa kita.dan saya mengamati bahwa tidak semua aktivitas mahasiswa bisa memberikan kontribusi positif terhadap dirinya maupun masyarakat.lembaga atau aktivitas organisasi sebagian besar hny dijadikan tempat mangkal dan kumpul-2 saja.solusinya harus ada ide cerdas yg menjiwai (ruh) aktivitas mahasiswa. bagaimana dengan jargon KPK?? layakkah dijadikan ruh aktivitas mahasiswa?? ditunngu coment-nya yah?? siapkah KPK go publik??

life inspiration said...
on 

hanya pemuda yang kemudian punya cukup energi untuk melakukan perubahan, KPK.. okedeh..

petualang said...
on 

saya sependapat dengan temen-temen para pemuda apalagi kalo kita berpikir SDM yang berkualitas.. wah itu ang sedang di butuhkan untuk negara kita yang makin tua ini.. para ruh-ruh dan jiwa muda...

rindusyurga said...
on 

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails